Sistem Manajemen K3 : PP 50/ 2012 ( SMK3 KEMNAKER ) VS ISO 45001 : 2018

ISO 45001 dan SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja) adalah dua pendekatan sistematis yang digunakan oleh organisasi untuk mengelola risiko dan memastikan kesehatan dan keselamatan kerja.

Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu memastikan keselamatan dan kesehatan kerja yang baik bagi karyawan, ada beberapa perbedaan antara ISO 45001 dan SMK3.

ISO 45001 adalah standar internasional yang dikembangkan oleh International Organization for Standardization (ISO) untuk sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.

ISO 45001 menekankan pada pendekatan sistematis untuk mengelola risiko keselamatan dan kesehatan kerja, memastikan bahwa organisasi memiliki kontrol yang efektif dan melakukan perbaikan berkelanjutan dalam kinerja keselamatan dan kesehatan kerja.

ISO 45001 dirancang untuk dapat diterapkan pada organisasi dari berbagai jenis dan ukuran, dan dapat diintegrasikan dengan sistem manajemen lainnya seperti ISO 9001 (Sistem Manajemen Mutu) dan ISO 14001 (Sistem Manajemen Lingkungan).

Sementara itu, SMK3 adalah sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia melalui Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans).

SMK3 lebih fokus pada pengendalian bahaya dan risiko tertentu dalam lingkungan kerja, dan diwajibkan untuk diterapkan oleh organisasi yang memiliki 100 pekerja atau lebih di Indonesia.

SMK3 terdiri dari lima tahap pengendalian bahaya, yaitu identifikasi bahaya, evaluasi risiko, penentuan kontrol, implementasi dan pemantauan, dan evaluasi kinerja.

Dua sistem manajemen ini berfokus pada keamanan dan kesehatan kerja. Berikut adalah beberapa perbedaan antara ISO 45001 dan SMK3:

Standar Internasional vs. Standar Nasional

ISO 45001 dan SMK3 adalah standar untuk mengelola keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan kerja.

ISO 45001 adalah standar internasional yang diterapkan di seluruh dunia, sedangkan SMK3 adalah standar nasional yang hanya berlaku di Indonesia.

Standar internasional memiliki persyaratan yang lebih komprehensif dan terpadu daripada standar nasional, namun keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu memastikan kesehatan dan keselamatan kerja yang baik bagi karyawan.

Organisasi harus memilih standar yang sesuai dengan kebutuhan mereka tergantung pada lingkungan kerja dan wilayah operasinya.

Pendekatan Sistematis

Pendekatan sistematis pada ISO 45001 dan SMK3 memiliki kesamaan dalam hal integrasi manajemen risiko ke dalam seluruh aspek operasional organisasi.

Namun, ada beberapa perbedaan antara kedua standar dalam pendekatan sistematisnya.

ISO 45001 menggunakan pendekatan Plan-Do-Check-Act (PDCA) yang melibatkan perencanaan, pelaksanaan, pengecekan, dan tindakan perbaikan yang berkesinambungan.

Sementara itu, SMK3 menggunakan pendekatan Hierarchy of Control, yaitu pendekatan untuk mengurangi bahaya yang melibatkan penghapusan bahaya, substitusi bahan atau proses, pengurangan bahaya melalui teknologi atau desain, kontrol administratif, dan penggunaan alat pelindung diri.

Selain itu, ISO 45001 lebih fokus pada partisipasi karyawan dan pengambilan keputusan yang berdasarkan bukti.

Sedangkan SMK3 lebih menekankan pada pemahaman dan kesadaran karyawan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja.

Meskipun ada perbedaan dalam pendekatan sistematis antara kedua standar, keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu memastikan keselamatan dan kesehatan kerja yang baik bagi karyawan.

Organisasi harus memilih pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan mereka tergantung pada lingkungan kerja dan wilayah operasinya.

Perbedaan Lingkup

Perbedaan utama antara Lingkup Aplikasi ISO 45001 dan SMK3 terletak pada wilayah geografis di mana standar tersebut berlaku.

ISO 45001 adalah standar internasional yang berlaku di seluruh dunia dan dapat diadopsi oleh organisasi di semua sektor dan industri.

ISO 45001 berlaku untuk organisasi dari segala ukuran dan jenis yang ingin memastikan kesehatan dan keselamatan kerja karyawan mereka.

Sementara itu, SMK3 adalah standar nasional yang hanya berlaku di Indonesia. SMK3 merupakan standar wajib yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia dan berlaku untuk semua organisasi di Indonesia yang memiliki lebih dari 100 karyawan.

SMK3 dirancang khusus untuk memastikan kesehatan dan keselamatan kerja di lingkungan kerja di Indonesia dan memperhitungkan peraturan dan kondisi lokal.

Meskipun ada perbedaan dalam wilayah geografis di mana standar ini berlaku, keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu memastikan kesehatan dan keselamatan kerja yang baik bagi karyawan.

Organisasi harus memilih standar yang sesuai dengan kebutuhan mereka tergantung pada wilayah operasinya dan kondisi lokal yang berlaku.

Integrasi dengan sistem manajemen lainnya

ISO 45001 dan SMK3 keduanya dapat diintegrasikan dengan sistem manajemen lainnya, namun terdapat perbedaan dalam cara integrasinya.

ISO 45001 dirancang untuk mudah diintegrasikan dengan standar manajemen ISO lainnya, seperti ISO 9001 (manajemen mutu) dan ISO 14001 (manajemen lingkungan).

Integrasi dapat dilakukan dengan mempertimbangkan persyaratan dan tujuan dari masing-masing standar serta memastikan terdapat kesesuaian antara kebijakan dan tujuan dari standar tersebut.

Sementara itu, SMK3 juga dapat diintegrasikan dengan standar manajemen lainnya, seperti ISO 9001 dan ISO 14001.

Namun, karena SMK3 adalah standar nasional yang hanya berlaku di Indonesia, integrasi SMK3 dengan standar internasional mungkin lebih kompleks dan memerlukan pemahaman yang lebih baik tentang persyaratan lokal dan internasional.

Integrasi antara ISO 45001 atau SMK3 dengan standar manajemen lainnya memiliki manfaat yang signifikan dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem manajemen secara keseluruhan.

Integrasi dapat membantu organisasi mempercepat pencapaian tujuan dan memperkuat tata kelola perusahaan secara keseluruhan.

Namun, penting bagi organisasi untuk mempertimbangkan dengan hati-hati dan memahami persyaratan dan tujuan dari setiap standar sebelum melakukan integrasi untuk memastikan keberhasilan integrasi dan pemenuhan persyaratan dari setiap standar.

Sertifikasi

Perbedaan utama antara sertifikasi ISO 45001 dan SMK3 adalah bahwa ISO 45001 adalah standar internasional yang sertifikasinya diberikan oleh lembaga sertifikasi internasional yang terakreditasi, sementara SMK3 adalah standar nasional Indonesia yang sertifikasinya diberikan oleh lembaga sertifikasi nasional yang diakui oleh pemerintah Indonesia.

Sertifikasi ISO 45001 diberikan oleh lembaga sertifikasi internasional yang telah diakreditasi oleh lembaga akreditasi internasional, seperti ANSI National Accreditation Board (ANAB) atau United Kingdom Accreditation Service (UKAS).

Sertifikasi ini menunjukkan bahwa organisasi telah memenuhi persyaratan ISO 45001 dan telah diakui secara internasional untuk praktik kesehatan dan keselamatan kerja yang baik.

Sertifikasi SMK3 diberikan oleh lembaga sertifikasi nasional yang telah diakui oleh pemerintah Indonesia, seperti Badan Standardisasi Nasional (BSN) atau Kementerian Ketenagakerjaan.

Sertifikasi ini menunjukkan bahwa organisasi telah memenuhi persyaratan SMK3 dan telah diakui secara nasional untuk praktik kesehatan dan keselamatan kerja yang baik di Indonesia.

Meskipun sertifikasi ini diberikan oleh lembaga yang berbeda, tujuannya adalah sama yaitu untuk menunjukkan bahwa organisasi telah memenuhi standar yang ditetapkan untuk praktik kesehatan dan keselamatan kerja yang baik.

Keduanya memberikan manfaat yang sama, seperti meningkatkan reputasi organisasi dan meningkatkan kepercayaan pelanggan serta stakeholders.

Secara keseluruhan, ISO 45001 dan SMK3 adalah standar yang berfokus pada kesehatan dan keselamatan kerja untuk memastikan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi karyawan.

Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama, terdapat perbedaan dalam lingkup aplikasi, pendekatan sistematis, integrasi dengan standar manajemen lainnya, dan sertifikasi.

Oleh karena itu, penting bagi organisasi untuk memahami persyaratan dari setiap standar dan memilih standar yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan kerja organisasi.

Dengan mematuhi standar kesehatan dan keselamatan kerja yang baik, organisasi dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan keberlanjutan bisnisnya serta menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi karyawan.